Menu Bar

Selasa, 03 Juni 2014

Story



Bintang

          Dinginnya malam menusuk tulang. Langit terlihat hitam pekat tanpa ada satu pun cahaya bintang yang menghiasinya. Hati ini mulai berfikir kemana hilangnya cahaya bintang di langit yang begitu indah jika tampak? Angin bertiup manja menghembuskan dedaunan. Suara hewan-hewan malam mulai berpadu saling bersahutan mulai menghiasi malam yang sunyi ini. Namun, tetap tak ada bintang yang datang menghampiri malam yang kesepian ini.
            Aku duduk menatap kearah langit yang gelap gulita. Hal yang sama selalu aku lakukaan setiap malamnya. Namun, malam ini sangatlaah berbeda dari malaam-malam yang lalu. Entah mengapa malam ini aku begitu merindukan kehadiran sosok bintang dalam pekatnya malam. Mataku tak ubahnya menatap langit seakan terus berharap munculnya bintang diantaaranya. Tak ku sangka air mataku mengalir jatuh menuruni pipiku yang semakin lama semakin deras. Tak acuhnya aku membiarkan hal itu terjadi. Aku mulai merasakan dinginnya malam yang sangat menusuk tulang. Aku tetap terdiam dan menangis dalam naungan malam yang gelap.
            Aku beranjak pergi dari tempatku duduk dan berjalan menyusuri taman belakang rumahku. Berjalan sambil sesekali menatap langit. Tak ada yang berbeda dari apa yang aku lihat sebelumnya. Aku melihat bunga mawar putih yang aku rawat setiap hari. Kini mawar ini sedang merekah dan mengeluarkan aroma yang begitu menenangkan jiwa. Aku berusaha memetiknya. Namun, saat aku menyentuhnya durinya mengenai jariku. Sesaat darah mulai mengalir dari jariku. Aku memperhatikannya sejenak, lalu aku memegang batang bunga mawar yang penuh duri itu. Tak terelakkan, darah semakin banyak keluar dari telapak tanganku. Telapak tanganku penuh luka, namun bunga mawar putih itu berhasil aku petik.
            “Aku akan berusaha memetik mawar ini, meskipun bukan cuma tanganku yang luka nantinya”
            Aku terus menggenggam mawar itu dan berjalan menuju kamar. Mataku yang sedari tadi mengeluarkan air mata sudah tidak bisa menahan rasa kantuk yang sangat kuat. Aku berbaring diatas ranjangku sambil memandangi mawar yang aku petik tadi. Tak lama kemudian, mawar itu terjatuh kelantai dan aku terlelap dalam tidurku.
***
            Alarmku berbunyi keras. Aku terbangun dari tidurku. Waktu menunjukkan pukul 06.00. Aku bergegas mandi dan berangkat sekolah. Entah mengapa hari ini tidak seperti biasanya. Aku berhenti di taman dekat rumahku. Duduk sebentar memasang headset ditelingaku sambil menunggu Azura temanku datang. Aku memejamkan mata menghayati lagu yang sedang aku dengarkan.
            “Hi Izuka, Ohayo…”
            Azura membungkukkan badannya dan melihatiku sangat dekat. Aku membuka mata dan tersenyum manis kearahnya.
            “Ohayo Azura”
            Azura duduk disebelahku. Aku melepas headsetku dan bercengkrama bersama Azura. Kami melakukan ini hampir disetiap pagi. Aku melihat jam tanganku. Waktu menunjukkan pukul 07.00.
            “Ayo kita taruhan. Siapa yang sampai duluan disekolah akan mendapat bekal makan siang. Kalau aku menang aku makan bekalmu. Begitu pun sebaliknya. Siap.. lari…”
            Aku berlari meninggalkan Azura yang mulai berlari dibelakangku. Aku berhenti ketika sampai gerbang. Azura mendahuluiku berlari dengan cepat.
            “Aku menang…., hosh hosh”
            Aku tak menghiraukan kata-kata Azura. Mataku hanya tertuju pada satu arah. Dihalaman sedang ada keributan. Aku menarik tangan Azura dan beergegas berjalan menuju tempat terjadinya keributan. Aku melepaskan tangan Azura dan menerobos masuk keributan. Ada dua orang anak laki-laki yang sedang berkelahi aku bergegas melerai mereka. Mereka pun akhirnya pergi meninggalkan tempat ini, dan orang-orang mulai beranjak. Namun, aku melihat ada anak laki-laki yang melihatku dan tersenyum manis lalu ikut pergi meninggalkan tempat ini.
             “Wah…. Kamu hebat Izuka…”
            “Ayo ke kelas.  Kurasa sebentar lagi bel akan berbunyi”
            Aku melangkah meninggalkan Azura yang kebingungan melihatku. Selama pelajaran berlangsung entah mengapa aku terus memikirkan anak laki-laki itu. Aku penasaran siapakah dia. Bel istirahat berbunyi. Azura berlari riang kearahku.
            “Izuka.., mana bekalmu?”
            “Iya deh iya”
            Aku mengambil bekal makan siangku dan memberikannya pada Azura.
            “Ayo kita makan bersama. Aku makan punyamu kamu makan punyaku”
            “Ta…tapi kan…”
            Belum sempat aku menyelesaikan ucapanku Azura menarik tanganku dan membawaku ke taman belakang sekolah. Kami biasanya makan siang disini, dibawah pohon yang rindang. Selain disini lumayan sepi, suasana disini pun sangat enak.
            “Ini makan”
            Kata Azura sambil menyodorkan bekalnya kearahku.
            “Tadi kan perjanjiannya yang menang bisa makan 2 bekal. Makan saja, itu termasuk janji yang harus aku tepati”
            “Yaudah gini aku ambil satu lauk dari bekalku, sisanya kamu makan. Kan sama saja kedua bekal ini milikku. Jadi mau aku apakan terserah aku kan?”
            Jawab Azura tersenyum manis kearahku. Aku pun juga tersenyum manis kearahnya.
            “Mari makan…”
            Kami bersulang sumpit dan langsung makan dengan lahapnya. Aku selesai terlebih dahulu kemudian memasang headsetku lalu bersandar ke kursi. Aku menikmati hembusan angin manja yang membelai rambutku secara perlahan dan mulaai memejamkan mata. Aku benar-beenar menikmatinya.
            “Hi Izuka, ayo kita kembali ke kelas
            “Ya”
***
            Bel pulang pun berbunyi. Aku mengambil tasku dan segera pulang bersama Azura. Di perjalanan pulang aku melihat anak laki-laki itu berjalan dengan temannya. Aku semakin penasaran dengan anak laki-laki itu.
            “Aku duluan Izuka. Sampai bertemu besok. Konichiwa!”
            “Hati-hati Azura. Konichiwa”
            Bayangan Azura mulai menghilang perlahan. Aku berjalan pelan menyusuri jalan. Aku menendang botol minuman yang terjatuh dijalan. Tanpa aku sadari, botol minuman itu mengenai orang yang sedang melintas didepanku.
            “Hei, apakah kamu yang melempar botol minuman ini?”
            “Memangnya kenapa? Ada masalah?”
            Tanyaku  tak acuh
            “Jelas saja ada masalah. Botolmu mengenai kepalaku”
            “Oh, maaf”
            Aku menundukkan kepala dan pergi menjauh. Orang itu terus berteriak kearahku. Aku tak megacuhkannya dan terus berjalan pulang dengan wajah tanpa dosa. 
            “Aku pulang”
            Teriakku begitu aku membuka pintu. Saat itu juga aku melihat Oni-Chanbberdiri menatapku dengan senyum manisnya. Aku langsung berlari kearahnya dan memeluk erat tubuhnya.
            “Kakak, kapan pulangnya? Aku rindu sekali denganmu Kakak”
            “Izuka, kamu tambah besar saja ya. Aku baru sampai tadi. Aku juga rindu kamu Izuka”


            “Izuka ….., bantu ibu masak buat makan malam”
            “Iya ibu.., Kakak tunggu dulu ya”
            Aku tersenyum dan berlari menuju kamarku. Setelah berganti  pakaian aku membantu ibuku menyiapkan makan malam. Aku sangat bahagia. Kebahagiaanku kali ini melebihi apapun. Akhirnya aku melihat Kakak yang telah lama kuliah di luar negeri.
            Kami makan bersama dengan suasana yang sangat berbeda dari sebelumnya. Biasanya Cuma aku dan ibu. Kini tambah dengan Kakak. Setelah makan malam kami bersenda gurau diruang keluarga. Setelah semuanya terlelap, aku pergi keluar dan seperti apa yang aku lakukan biasanya. Duduk dengan menatap langit. Kali ini aku tersenyum ketika melihat cahaya bintang menemani pekatnya malam. Meskipun hanya satu, tapi menurutku itu sangat indah. Aku terus menatap langit, berharap bintang itu tak akan pernah meninggalkanku lagi.
            “Satu kelopak mawar telah aku dapatkan. Dan aku akan tetap berusaha mendapatkan kelopak-kelopak mawar yang lain”



***
By : Rendyza Nancy
*Masih ada episode selanjutnya...
hahaha :D mohon di maklumi ya. Thank's :)